Nama : Review Kyoukai no Kanata
Judul anime : Review Kyoukai no Kanata
Review Kyoukai no Kanata
Ngelantur Sebentar:
Fuyukai desu! Eh... maaf... (anyway, fuyukai desu itu artinya "how unpleasant" alias "nyebelin!" lah kalo kasarnya dalam bahasa Indonesia)
境界の彼方, Kyoukai no Kanata. Jika diterjemahkan, maka artinya adalah "Di Luar/Di Balik Batas". Beyond the Boundary. Judul udah sangat sesuai karena merupakan elemen sentral dalam cerita.
Nah, setelah perjuangan panjang sekitar 3 bulan berlalu, akhirnya 12 episode selesai ditayangkan. Berhubung segala alasan udah saya beritahu di first impression, maka nggak perlu banyak pengantar lagi. Langsung ke review!
Sinopsis:
Kanbara Akihito, seorang cowok SMA kelas 2, mendadak melihat pemandangan aneh saat pulang sekolah. Seorang cewek kelihatan mau terjun dari atap sekolah!
Tanpa basa-basi, diapun segera menuju TKP. Dengan teknik menggombal tingkat tinggi, maka cewek itu, Kuriyama Mirai, bukannya melompat terjun... malah berbalik nyamperin Akihito! Dan... JLEB! Akihito ditusuk seketika dengan pedang yang diciptakan Mirai dari tetesan darahnya. Dan tentu saja Akihito nggak mati saat itu juga atau anime ini nggak akan bisa menjadi 12 episode!
Sejak hari itu, dimulailah aksi duet makhluk setengah-orang-setengah-youmu yang nggak bisa mati (Akihito) dan spirit hunter berkemampuan langka (Mirai) dalam membasmi para youmu berbahaya.
NB: UTW fansub translation, youmu => dreamshade
Senpai, fuyukai desu.
Review:
FUYUKAI DESU! #eh
Maaf, keterusan XD~
Seperti yang sudah saya katakan di first impression, saya menuliskan rasa rindu saya akan action scene ala KyoAni sejak Full Metal Panic! Second Raid beberapa tahun lalu. Dan...
SENPAAAAII...!!! FUYUKAI DEEEEESSSSU...!!!!!
...saya tidak kecewa dengan action-nya!
Yes, ini poin kuat Kyoukai no Kanata yang pertama.
Dari episode 1 hingga 12, saya disuguhkan permainan visual yang indah ketika karakter-karakternya beradu kekuatan. Efek-efeknya dashyat dan detail gerakannya bener-bener WUAAAAHHHH. Sewaktu Mirai melompat ke sana ke mari, tetesan darahnya yang berubah jadi pedang, pola permukaan barrier yang dibentuk anggota klan Nase, Akihito waktu berserk, tebasan-tebasan indah dari Izumi nee-sama, dan kegilaan yang terjadi di akhir... semuanya bikin saya mau TE. RI. AK. Jebret abis deh pokoknya! Berbekal pengalaman dan teknologi animasi yang makin maju, membuat animasi pertarungan seperti yang ada di sini mungkin hanyalah hal sepele buat KyoAni. Makanya buanyaak banget orang yang bisa kalo Kyoukai no Kanata ini adalah salah satu Anime Action Moe Terbaik di Tahun 2013.
Se.N.Pa.I. Fu.Yu.Ka.I. Desu.
Apalagi?
K.O.N.S.E.P. Poin kedua, beberapa konsep dalam cerita.
Ada 2 yang saya suka di sini.
Pertama, yang saya dapati unik adalah trait MMORPG (nggak tau kepanjangannya? makanya main game! :P) yang digunakan untuk sistem pembasmian youmu. Berhasil bunuh satu, core nya jadi item drop, kemudian bisa dijual. Ada tingkat rarity-nya juga pula. Makin langka, makin mahal core-nya. Dan ini jadi plot device yang bagus! Di sini, perkara core suatu youmu mampu membangun beberapa hal menjadi lebih solid.
Kedua, *lagi-lagi* seperti yang sudah saya katakan di first impression, yaitu kekuatannya Akihito dan Mirai. Si penulis (ingat, anime ini hasil adaptasi light novel) berhasil menciptakan kompatibilitas yang cukup baik untuk kekuatan mereka berdua. Buat saya, jenis kekuatan keduanya memang tidak terlalu "wah" (saya pernah bayangin tipe-tipe kekuatan yg lebih gila, misal: manipulasi definisi atau kausalitas --- berpotensi menghancurkan alam semesta dengan sekali klik), tetapi cukup berhasil diolah dalam 12 episode untuk menceritakan keterkaitan erat antar 2 jenis kekuatan yang berbeda.
Senpai, I'm serious. Fuyukai. Desu.
Ketiga!
Ini adalah hal yang amat sangat tidak saya duga. Satu poin penting dalam Kyoukai no Kanata yang berhasil membuat idealisme saya mengenai sebuah anime yang baik bersalto 720 derajat.
Apakah itu?
Filler episode! Baca keras-keras: FILLER EPISODE!
Selama ini saya selalu merendahkan episode-episode pengisi nggak jelas yang nggak punya keterkaitan penting dengan plot utama. Tapi semuanya berubah ketika EPISODE 6 MENYERANG! Betul, episode 6 Kyoukai no Kanata adalah salah satu episode filler TERBAIK yang pernah saya tonton!
Bukan masalah plot, bukan masalah animasi, tetapi emosi yang bergolak di dalam episode tersebut. Tetap memiliki alur yang sangat sederhana (namanya juga filler) , dengan plot device yang juga simpel.
Di awal episode, saya disuguhkan komedi-komedi (dengan timing yang amat sangat tepat) yang nggak bisa dibantah lagi kekonyolannya. Menuju tengah-tengah, suasananya agak berubah, mulai serius. Yang saya maksud serius bukan ada acara gebuk-gebukan youmu tingkat sinting, tapi karena...
Minnaaa...!! Ichi! Ni! San! FUYUKAI DESU!
...yes, dat idol scene.
Entah apa yang ada di pikiran para staff KyoAni (khususnya director sama series composition), tapi memasukkan scene-scene flashback ketika nyanyi adalah amat sangat G.L.O.R.I.O.U.S. Semua karakternya seperti mengerahkan segenap jiwa dan raga HANYA demi membasmi sebuah youmu yang... silakan ditonton sendiri XD~ Jika disimpulkan, apa yang membuat episode ini begitu berkesan adalah penggambaran emosi ketika semuanya berusaha TERLALU niat untuk hal yang TERLALU simpel. Overkill desu!
But seriously, saya tepuk tangan setelah seluruh episode 6 berakhir! Kejadian langka ini hanya pernah saya lakukan beberapa kali, khusus pada scene-scene tertentu di sedikit anime (kadang plus nangis-nangis). Sebut saja ARIA series (banyak), Clannad (banyak), Madoka Magica (ep 11), Chuu2Koi (beberapa di awal, beberapa di akhir), Sakurasou (ep 23)...
Apa artinya? Episode tersebut berhasil mendesak masuk ke jajaran episode terbaik sepanjang saya jadi otaku! Hebatnya lagi, statusnya cuma sebuah filler!
Lanjut ke musiknya!
Opening theme, check. Udah jadi bahan nyanyian saya sehari-hari setelah Birth-nya KamiNai. Kodoku ga hoho wo... nurasu, nurasu kedo~
Tapi nggak saya sangka-sangka, lama-lama saya juga suka ending theme-nya! Daisy yang dibawakan STEREO DIVE FOUNDATION berhasil menduduki playlist saya. Perlu anda semua ketahui, saya jarang (banget) menyukai lagu-lagu yang dibawakan vokalis cowok. Artinya, ending theme anime ini adalah pengecualian. Satu rekor lagi dari Kyoukai no Kanata!
Senpai... fuyukai... desu...
Karena ini bukan anime sempurna, sekarang saya ke kekurangan.
Pertama, karakter. Fine, Mirai dengan tagline "fuyukai desu"nya sukses membuat saya selingkuh dari Takanashi Rikka kepincut dan jatuh hati. Postur petite non-loli ditambah gestur moe serta kacamata frame tebal bikin saya nyaris pingsan. Apalagi Mirai diceritakan secara ngenes dan susah melulu. Saya pribadi kasian banget, serius. (T__T)
TAPI sisanya!
Sorry to say, saya kurang terkesan. Akihito terlalu pervert untuk jadi karakter utama (saya lebih seneng sejenis Oreki Houtarou-nya Hyouka kalo protagonis cowok). Hiro'omi meski ganteng tapi pendeklarasian kecenderungan incest-nya terlalu diumbar. Mitsuki tidak terlalu menonjol perannya untuk 'menggebrak' plot padahal sangat berpotensi untuk itu. Sakura punya development seperti 'membalik telapak tangan' (kegampangan + kecepetan berubahnya!). Ai... useless di setengah akhir. Segalanya cuma ping-pong antara Izumi nee-sama dan Fujima Miroku a.k.a. si representatif Spirit Hunter Association sebagai dua mastermind.
Kedua, plothole. Ibarat jalanan sering mandi hujan tapi nggak pernah diurus dan ditambal. Lubangnya BANYAK, entah tentang masa lalu karakter-karakternya atau alasan-alasan penggerak plot, sehingga nggak mungkin saya kasih tau satu-satu. Seandainya lebih detail, sebenernya ini bisa jadi anime kelas atas karena straight plot-nya sudah menjadi rangka yang baik.
Nah, khusus yang ini saya nggak bisa menyalahkan staff KyoAni sepenuhnya. Mungkin di LN-nya bisa jadi demikian (saya belum cek LN-nya sampe tuntas). Tapi... menurut saya, penulis LN-nya juga nggak bisa disalahkan, karena bisa jadi dia memang nggak berniat untuk menulis cerita super detail. Mungkin (mungkin!) dia menulis lebih ke arah penceritaan relationship, greget emosi, dan/atau keindahan berbahasa (kayak... *UHUK* *Sword Art Online* *UHUK*).
Ketiga, ending. Ressurection mendadak tanpa ada reasoning dan tanda-tanda khusus! Hal tersebut seolah-olah dilakukan untuk 'memaksa' cerita menjadi happy ending (seperti kata monolog Akihito di ending tersebut) tanpa memperhatikan kelogisan plot. Keberadaan scene tersebut seperti seseorang yang menjungkirbalikkan sebuah meja yang dipenuhi makanan-makanan lezat di atasnya. Seluruh cerita menjadi mubazir! Saya yakin 1000% alasannya ada dalam LN, namun tidak cukup untuk diceritakan dalam anime.
Keempat... ya episode 6 itu. Secara individual content, episode tersebut memang merupakan salah satu episode anime terbaik yang pernah saya tonton. Sayangnyaaa... itu seperti pedang bermata dua. Jika saya melihat secara keseluruhan (dari 1-12), episode filler tersebut malah merusak komposisi plot. Dibilang berfungsi memperjelas plot ya nggak... dibilang memperdalam development juga nggak. Bayangkan jika episode tersebut dihilangkan. Akan ada ruang 1 episode lagi untuk 'menambal' segala plothole yang ada, sehingga sebagian besar (atau malah semua) pertanyaan yang ada bener-bener terjawab. Dan skor dari saya untuk Kyoukai no Kanata mungkin akan jauh lebih tinggi!
Senpai... fuyukai... janai desu....
---------------
7.7/10 (B rank) untuk Kyoukai no Kanata karena plot yang tidak bercabang ke mana-mana, animasinya yang aduhai, konsep-konsep unik, opening + ending theme yang asik, kedahsyatan episode filler-nya, dan... karena fuyukai desu.
Sangat direkomendasikan bagi para penikmat anime action yang mementingkan artwork, plus bumbu unsur-unsur moe ala Kyoto Animation.
NB: Kalau di suatu tempat anda menemukan saya memberi nilai lebih tinggi, itu dikarenakan saya masih terbuai dengan visual episode 12-nya dan belum mempertimbangkan matang-matang keseluruhan anime dari awal hingga akhir. Hanya di review inilah saya sudah melakukan penilaian lebih dalam.
***
Demikianlah Artikel Review Kyoukai no Kanata
Sekian Kunci gitar Review Kyoukai no Kanata, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sekian postingan Chord gitar lagu kali ini.
0 Response to "Review Kyoukai no Kanata"
Posting Komentar