Review Mikakunin de Shinkoukei

Review Mikakunin de Shinkoukei - Hallo sahabat Otaku Anime Indonesia, Pada sharing Berita anime kali ini yang berjudul Review Mikakunin de Shinkoukei, saya telah menyediakan anime news lengkap dengan gambar otakunya dari awal lagi sampai akhir cerita. mudah-mudahan isi postingan berita anime yang saya tulis ini dapat anda pahami. okelah, ini dia animenya.

Nama : Review Mikakunin de Shinkoukei
Judul anime : Review Mikakunin de Shinkoukei

lihat juga


Review Mikakunin de Shinkoukei

未確認で進行形; Mikakunin de Shinkoukei.
Jika diterjemahkan, arti frasa tersebut termasuk aneh. Kenapa? Karena kata 'shinkoukei' di sini sebenernya adalah suatu istilah dalam grammar, menunjukkan suatu bentuk continuous/progresif (misalnya, continuous tense kalo dalam English). Entah apakah dalam bahasa Jepangnya sendiri kata tersebut lebih umum digunakan seperti itu, saya nggak tau. Tapi jika ya, maka si pembuat manga originalnya sudah berhasil membuat suatu keanehan tingkat gaib di dunia perjudulan. So if we take it purely literal, maka artinya adalah "Continuous Aspect by the Unconfirmed". (what the...?)

Tapi demi perdamaian dunia dan keselamatan umat manusia, judul official-nya dalam bahasa Inggris menjadi Engaged to the Unidentified. Dalam bahasa Indonesia, Bertunangan dengan Makhluk Tak Teridentifikasi/Tak Diketahui. Panjang juga kalo diterjemahin. @__@

Mungkin ini adalah salah satu anime yang bisa dikatakan "asal tembak". Random choice. Tapi anime ini sukses memikat hati saya hanya dalam beberapa episode awal!! Dengan cuteness nyaris di tiap episodenya, sayapun jadi ngikutin sampai akhir.

So, let's go to the review! 


Sinopsis:

Yonomori Kobeni, cewek yang baru saja berulang tahun yang ke-16, mendapat sebuah "hadiah" istimewa. Tak disangka-sangka, hadiah tersebut adalah sebuah pertunangan dengan seorang cowok seusianya, Mitsumine Hakuya. Hakuya pun pindah dari kampungnya dan menetap serumah dengan Kobeni, membawa serta adik perempuannya, Mitsumine Mashiro.

Tapi... ada sesuatu yang mencurigakan di balik pertunangan tersebut!

Review:

Kalo boleh jujur, sebenernya saya *awalnya* agak skeptis dengan anime yang satu ini. Ada dua alasan. Pertama, ide ceritanya nggak menarik, polos, dan terlalu mainstream. Kedua, karakter-karakter dalam gambar yang saya temukan sebelum animenya tayang juga kelihatan nggak menarik. Bukan dari segi artwork, tapi saya merasa... they look bland, dengan dugaan awal kalo kepribadian mereka akan biasa-biasa aja.

Dan saya salah. TOTAL.

Langsung ke kelebihan! 


Kelebihan pertama adalah counter-argument untuk poin keraguan saya yang pertama. Idenya memang biasa, namun eksekusi plotnya tidak biasa!

Engagement ataupun arranged marriage adalah hal yang tidak terlalu langka untuk menjadi topik dalam sebuah anime romance. Tapi bagaimana kalau pertunangan itu dilatarbelakangi kejadian misterius di masa lalu, yang menyebabkan Hakuya tidak mau menjalin cinta dengan siapapun kecuali Kobeni seorang? Bagaimana juga kalau ternyata Hakuya bukan cowok yang biasa-biasa aja dalam terminologi seorang manusia normal?

Hebatnya, ide sederhana tersebut berhasil diceritakan dalam pace yang ideal. Segala misteri diungkap dalam kadar yang pas tiap episodenya.

Saya punya analogi sederhana. Sebuah cerita (dalam media apapun) bisa dianalogikan dengan masakan. Ide cerita dapat diumpamakan "bahan utama/main ingredient", eksekusi plot adalah "tingkat kematangan", sementara hal yang lain-lain adalah "bumbu dan bahan pelengkap". Terkadang ada sebuah cerita dengan "bahan utama" luar biasa unik, namun karena "dimasak" secara tidak tepat, maka cerita tersebut nggak terasa nikmat secara maksimal.

Nah, Mikakunin de Shinkoukei termasuk ke dalam anime dengan "bahan utama" yang murah dan sederhana (anggaplah kayak tahu, tempe, kangkung, ayam, dst dst --- bukan salmon, wagyu beef, dst dst), TETAPI "dimasak" dengan cukup baik, plus "bumbu dan bahan pelengkap" yang cocok. Maka jadilah anime yang maknyus. d(≧∀≦)

Kelebihan kedua!

Ini berhasil menjatuhkan poin keraguan saya yang kedua. Karakter-karakter utamanya diceritakan secara menarik!

Kobeni dengan senjata andalan berupa dua buah rocket launcher dan child-bearing hips kelihatan biasa-biasa aja di awal anime, tetapi menjadi makin adorable seiring waktu. Hakuya yang awalnya bikin saya kesel karena terlalu stoic, malah berubah bikin saya gemes karena absentmindedness dia yang menuntun pada beberapa perilaku yang membuat Kobeni tak berkutik. Kakak perempuan Kobeni, Yonomori Benio, yang *juga* sempat membuat saya sedikit jengkel karena two-faced personality yang dimilikinya, ternyata berubah menjadi sumber kekonyolan karena interaksinya dengan kerabat dan temen-temennya. Daaannnn...!! Finally, Mashiro sukses melengkapi anime ini dengan infinite cuteness yang tak terbantahkan!!

Dari situ juga bisa saya simpulkan kalau development (mudah-mudahan nggak bosen baca kata ini XP~) karakter-karakternya dibangun dengan baik, steady, dan cukup nonjok di akhir. Kobeni yang awalnya risih dengan perjodohan akhirnya perlahan terbuka dan menerima Hakuya sebagai pasangannya. :3~

Plus aura anget-anget dan lucu nyaris di segala penjuru, anime ini dapat menjadi hiburan pelepas penat tanpa harus ada bumbu mesum bin laknat! Yep, anime ini sukses membuktikan bahwa nggak selamanya romance itu harus kissing ataupun melakukan hal yang aneh-aneh. Makanya gak heran lagi kalo AmagiPark memasukan anime ini kedalam Anime Komedi Romantis Terbaik yang Harus Ditonton Secepatnya. Mantep deh. d(≧∀≦)b

Kelebihan ketiga! 


Ini adalah "bumbu" tambahan yang menambah "kelezatan" anime ini, berhubungan dengan suara. Bicara secara spesifik, ada 2 hal dalam kategori suara yang menyusun poin kelebihan ketiga ini.

Pertama, seiyuu. Yang saya maksud adalah seiyuu Benio (Matsui Eriko) dan Mashiro (Yoshida Yuuri).

Untuk Mashiro, saya nggak bisa menyangkal kalo suaranya sukses mengangkat sang seiyuu masuk dalam jajaran pengisi suara loli-loli basah versi Lunatic Moe setelah Ogura Yui, Hidaka Rina, dan Kuno Misaki. Bukan sok diimut-imutin, tapi imut beneran secara alamiah dan khas.

Nah, untuk seiyuu-nya Benio ini... terlalu bahlul! Seriously, saya nggak bisa menjelaskan secara detail kayak gimana suaranya, tapi yang jelas amat sangat konyol sewaktu-waktu (kalo memang waktunya scene geblek bin kocak). Sukses bikin saya ngakak nggak karuan!

Kedua, musik. Opening theme-nya, Tomadoi Recipe, serta ending theme-nya, Masshiro World, sukses masuk playlist saya hingga hari ini.

Tomadoi Recipe terdengar ringan, catchy, dan lucu, plus liriknya terasa manis karena menyebutkan beberapa jenis pastry. Masshiro World, berhubung dinyanyikan oleh Yoshida Yuuri sebagai vokalis utama, maka jadinya ya... too damn adorable! Junky, sang composer, memang jago kalo udah berurusan menciptakan lagu yang unyu manis-manis gini~ :3~

Saya juga merekomendasikan SEMUA lagu yang ada di single OP dan EDnya untuk didengarkan. Silakan beli/download. d(≧∀≦)

What the heck with this loli... even her angry pose is too damn cuuuuute

Bicara artwork, saya sebenernya... sebenernya... SUKA BANGET, terlepas dari aura bland yang saya katakan sebelumnya. Seriously, desain karakter-karakter (kecuali Hakuya) terasa dahsyat level moe-nya. Gambar-gambar yang ditaruh sebagai eyecatch juga lucu-lucu banget! Jujur aja, sesekali saya merasa terdorong untuk memeluk monitor... (@__@)

Kelemahan? Tentu ada. Memang cuma 1, tapi tergolong fatal bagi saya. 


Pencampuran elemen-elemen cerita yang kurang nge-blend.

Di episode-episode awal, saya disuguhkan tense yang menggenggam erat perhatian saya. Tentang misteri masa lalunya Kobeni, kenapa Hakuya cuma pengen nikah sama Kobeni, asal-usul Hakuya dan Mashiro, dst. Alasan saya mengikuti hingga 6 episode awal adalah karena hal ini. Dan semuanya terjawab sudah sebelum total episode berjalan seluruhnya.

Nah, setelahnya, saya disuguhkan romcom ala anime tanpa sedikitpun ketegangan di dalamnya. Memang bagus, lucu, dan sesekali sukses bikin saya pengen gigit mouse karena saking gemesnya. Tapi alasan saya untuk mengikuti anime ini setelah episode 6 berubah menjadi "pengen ngikutin anget-angetnya".

Kesimpulannya, border elemen cerita nampak TERLALU jelas. Setengahnya menceritakan something serious (jujur, volume ketawa saya nggak seberapa di 6 episode awal karena terlalu fokus ke misteri yang ada), tapi setengahnya lagi berbalik 180 derajat menceritakan sesuatu yang light-hearted tanpa ada tense yang menggigit. Menurut pendapat saya, lebih baik kalau dua elemen itu (serius dan unyu-unyu) nggak dibikin terpisah terlalu jelas ATAU hilangkan elemen seriusnya sekalian.

Kembali ke analogi masakan. Anggaplah anda memasak tahu bacem dan spaghetti carbonara di panci terpisah, lalu makanlah keduanya secara maraton tanpa ada jeda antar makanan. Meski 2-2nya dimasak dengan sempurna, pasti aneh rasanya di lidah. Kira-kira begitulah yang saya rasakan di anime ini. Seandainya lebih nge-blend, saya berani tambah 0,8-1 poin lagi!

Kalo ada yang nanya, "Kenapa nggak fokus ke romance comedy-nya aja dari awal?", maka jawaban saya cuma satu: nggak bisa. Segala hal tersembunyi dan misterius di cerita selalu menggoda saya untuk fokus ke situ. (@__@)

Rating:

8.0/10 (B rank) buat Nasikuning Ikankuning Mikakunin de Shinkoukei karena pengolahan plot yang cukup baik, karakter-karakternya yang sangat menarik, plus seiyuu beberapa karakter utamanya yang meski belum banyak mengisi suara di anime lain sebagai karakter utama, namun berhasil memberikan aura tersendiri bagi anime ini. Nggak lupa juga untuk kumpulan soundtrack-nya yang legit~ Rattatta rattatta fuu fuu~ (≧∀≦)

Direkomendasikan bagi para pecinta anime romance comedy yang hangat dan ringan. Para lolicon juga boleh nonton deh, Mashironya itu lho... XD~


Demikianlah Artikel Review Mikakunin de Shinkoukei

Sekian Kunci gitar Review Mikakunin de Shinkoukei, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sekian postingan Chord gitar lagu kali ini.

Anda sedang membaca artikel Review Mikakunin de Shinkoukei dan artikel ini url permalinknya adalah https://blast12anime.blogspot.com/2015/10/review-mikakunin-de-shinkoukei.html Semoga artikel ini bisa bermanfaat.

0 Response to "Review Mikakunin de Shinkoukei"

Posting Komentar